Keberadaan Natik Tulis Sumenep sudah ada sejak lama sama halnya dengan beberapa tempat yang menjadi pusat kerajinan batik tradisional seperti di pulau Jawa, Cirebon, Garut, Solo dan Yogyakarta, Pekalongan, Pacitan juga Palembang dan Jambi.
Batik Madura tumbuh seiring perkembangan kerajaan Sumenep pada abad ke 17 sampai dengan abad 18M. Kerajaan Sumenep berakhir pada 1926-1929 di bawah kekuasaan Ario Prabuwinoko. Setelah itu pemerintahan Sumenep dipinpin oleh seorang Bupati. Perpindahan Administrasi dari kerajaan menjadi Kabupaten tidak berpengaruh terhadap keberadaan Batik Tulis Sumenep.
Sekitar tahun 1960-1965 hampir semua pembatik terutama didesa Pekandangan Barat Kecamatn Bluto ini tidak lagi berproduksi. Hal ini disebabkan oleh adanya resesi ekonomi yang melanda negara. Pada tahun 1970 Pembatik mulai aktif kembali. Pada saat itu salah seorang warga Sumenep yang sangat peduli dengan Batik Tulis meneruskan usaha dari orang tuanya. Dan pada tahun 1977 beliau mengembangkan usaha batik tulis sumenep. Dan berkembanglah usaha batik ini sampai sekarang.
Adapun cara pembuatan Batik Tulis Madura yaitu :
1. Abatik ( membuat pola diatas kain)
2. Nyelot (memberi warna pada bagian-bagian tertentu)
3. Nutup (menutup warna yang dicolet dengan lilin malan)
4. Ndasari (mencelup latar pola dengan warna)
5. Menutup dasaran (menutup bagian latar pola yang sudah diwarnai)
6. Medel (Mencelup dengan warna biru)
7. Ngelorot (Membilas dengan air mendidih)
8. Nutup ke dua (menutup yang berwarna putih)
9. Nyoga (mencelup warna soga)
10. Kembali ke Ngelorod
11. Lalu Jemur
Didalam melakukan usaha produksinya “Sentra Batik Tulis Melati” didukung oleh tenaga kerja sebanyak 35 orang yang telah mahir dan sudah mengikuti pelatihan. Sedang untuk pengerjaannya dikerjakan dirumah Pengusaha yang juga merangkap sebagai gera: hasil produksi juga dikerjakan dirumah dari beberapa pekerjaannya.
Batik Tulis Sumenep ini mempunyai ciri khas yaitu motif Ayam dan warna merah yang menjadi ciri khas batik Madura pada umumnya. Sedangkan untuk bahan pewarnanya terdiri dari 2 macam yaitu: Bahan Pewarna sintesis/kimia dan bahan pewarna alami seperti dari Mohani akasia daun jati dan lain-lain.
Adapun harga sangat bervariasi tergantung pada pengerjaannya dan kain yang digunakan.
Sentra Batik Tulis yang cukup terkenal di Sumenep berada di Desa Pekandangan Barat yaitu 18 Km dari pusat kota.
Keberadaan Kabupaten Sumenep dikatakan sebagai benteng budaya Madura, hal ini bisa kita lihat dari sisa-sisa kebesaran kerajinan Sumenep yang berjejak pada sejumlah bangunan-bangunan kuno dan kerajinan rakyat. salah satunya adalah Batik Tulis Sumenep.
Keberadaan Natik Tulis Sumenep sudah ada sejak lama sama halnya dengan beberapa tempat yang menjadi pusat kerajinan batik tradisional seperti di pulau Jawa, Cirebon, Garut, Solo dan Yogyakarta, Pekalongan, Pacitan juga Palembang dan Jambi.
Batik Madura tumbuh seiring perkembangan kerajaan Sumenep pada abad ke 17 sampai dengan abad 18M. Kerajaan Sumenep berakhir pada 1926-1929 di bawah kekuasaan Ario Prabuwinoko. Setelah itu pemerintahan Sumenep dipinpin oleh seorang Bupati. Perpindahan Administrasi dari kerajaan menjadi Kabupaten tidak berpengaruh terhadap keberadaan Batik Tulis Sumenep.
Sekitar tahun 1960-1965 hampir semua pembatik terutama didesa Pekandangan Barat Kecamatn Bluto ini tidak lagi berproduksi. Hal ini disebabkan oleh adanya resesi ekonomi yang melanda negara. Pada tahun 1970 Pembatik mulai aktif kembali. Pada saat itu salah seorang warga Sumenep yang sangat peduli dengan Batik Tulis meneruskan usaha dari orang tuanya. Dan pada tahun 1977 beliau mengembangkan usaha batik tulis sumenep. Dan berkembanglah usaha batik ini sampai sekarang.
Adapun cara pembuatan Batik Tulis Madura yaitu :
1. Abatik ( membuat pola diatas kain)
2. Nyelot (memberi warna pada bagian-bagian tertentu)
3. Nutup (menutup warna yang dicolet dengan lilin malan)
4. Ndasari (mencelup latar pola dengan warna)
5. Menutup dasaran (menutup bagian latar pola yang sudah diwarnai)
6. Medel (Mencelup dengan warna biru)
7. Ngelorot (Membilas dengan air mendidih)
8. Nutup ke dua (menutup yang berwarna putih)
9. Nyoga (mencelup warna soga)
10. Kembali ke Ngelorod
11. Lalu Jemur
Didalam melakukan usaha produksinya “Sentra Batik Tulis Melati” didukung oleh tenaga kerja sebanyak 35 orang yang telah mahir dan sudah mengikuti pelatihan. Sedang untuk pengerjaannya dikerjakan dirumah Pengusaha yang juga merangkap sebagai gera: hasil produksi juga dikerjakan dirumah dari beberapa pekerjaannya.
Batik Tulis Sumenep ini mempunyai ciri khas yaitu motif Ayam dan warna merah yang menjadi ciri khas batik Madura pada umumnya. Sedangkan untuk bahan pewarnanya terdiri dari 2 macam yaitu: Bahan Pewarna sintesis/kimia dan bahan pewarna alami seperti dari Mohani akasia daun jati dan lain-lain.
Adapun harga sangat bervariasi tergantung pada pengerjaannya dan kain yang digunakan.
Sentra Batik Tulis yang cukup terkenal di Sumenep berada di Desa Pekandangan Barat yaitu 18 Km dari pusat kota.
Sumber disini
0 komentar:
Posting Komentar